Bunga, Kejora, dan Arian tinggal di tepi sungai Martapura, Banjarmasin. Mereka memiliki cita-cita yang tersandera oleh keinginan dan harapan orang tua. Arian yang ayahnya seorang seniman kuriding tidak ingin anaknya mewarisi keahliannya bermain kuriding. Kejora yang bercita-cita menjadi dokter ditentang oleh ayahnya yang trauma dengan dokter yang dianggap membunuh istrinya saat melahirkan. Bunga tidak pernah mengembangkan bakat menarinya di depan orang tuanya yang kaya raya. Didiagnosa sejak lahir mengidap cerebral palsy, orang tua Bunga membunuh mimpi Bunga untuk menjadi penari. Beruntung mereka bertiga bertemu dengan Guru Sheila yang membimbing mereka untuk mewujudkan impian mereka.
